Friday, November 16, 2012


KESAN PILOT SUKHOI TNI AU DALAM PITCH BLACK 2012


ANGKASA-(IDB) :Dalam latihan udaraPitch Black 27 Juli-13 Afustus lalu di Australia, penerbang dan jet-jet Sukhoi Su-27/30 FlankerTNI AU dianggap sebagai rekan berlatih utama dan tamu kehormatan. Kehadiran pesawat tempur buatan Rusia yang amat disegani Barat ini sudah diharapkan sejak lama. Australia, AS dan sejumlah negara ingin sekali melihatnya dari dekat dan mengajaknya berlatih bersama. Ajakan itu akhirnya dipenuhi Indonesia dalam Pitch Black ke-12 yang baru saja berakhir. Tim Indonesia dipimpin langsung oleh Wakasau Marsda TNI Dede Rusamsi.
 
Kini, ketegangan AU Australia terhadap pesawat-pesawat tempur buatan Rusia itu sudah mencair. Kerjasama lebih jauh dengan TNI AU tampaknya juga mulai terbuka lebar. Mereka puas bisa berlatih bersama, terlebih karena jet andalan mereka F/A-18F Super Hornet AU Australia bisa "duel" di langit Tindal dan Darwin. Pemandangan langka ini disaksikan peserta tetap Pitch Black, yakni Korp Penerbangan Marinir AS, AU Thailand, AU New Zealand, dan AU SingapuraSelain Super Hornet dan Flanker, ikut berlatih juga di sini di antaranya: F-16 Fighting Falcon, F/A-18 Hornet, F-15 Eagle, dan AP-3C Orion.

Lalu apa kata penerbang jet Sukhoi Indonesia, yang semestinya juga menganggap latihan udara bersama ini sebagai pengalaman yang amat berharga? "Walau skalanya tidak sebesar Red Flag, latihan ini tampak direncanakan, dikelola dan dilaksanakan dengan sangat baik. Mereka memanfaatkan semua sumber yang ada dan dimiliki partisipan, sehingga latihan seperti real," ungkap Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb. Untung Suropati kepada Angkasa. Red Flag yang ia sebut adalah latihan pertempuran udara madya yang rutin dilakukan AU AS di Alaska dan Nevada.

Ditambahkan, walau TNI AU sering berlatih operasi udara semacam ini, namun skala dan kompleksitas Pitch Black telah menambah wawasan, pengetahuan serta bekal yang lain bagi penerbang TNI AU. Mereka kini tahu seperti apa operasi gabungan skala besar multi-nasional. Untuk itu kesempatan ini sebaiknya memang diberikan juga kepada skadron udara lain.

Adakah kesan khusus terhadap F/A-18F Super Hornet, yang disandingkan sebagai "lawan tanding" Su-27/30? "Pesawat ini bagus. Thrust (daya dorong mesin) dan avioniknya jauh lebih baik dari Hornet yang klasik (F/A-18 Hornet). Tetapi untuk bisa maksimal, tetap kembali pada pilotnya. Seberapa terlatih dan seberapa terampil dia bisa memanfaatkan kelebihan yang ada," ungkapnya di sela-sela latihan Flypass 17 Agustus nanti di atas Istana Negara, Jakarta.

Syukur kami bisa mengimbanginya. Berkat kerap berlatih dengan radar, RWR,extra thrust; mereka memberi apresiasi dan pengakuan yang luar biasa pada kemampuan BVR (Beyond Visual Rangecombat dan Close Combat yang kami miliki," ujar Untung Suropati.


Sumber : Angkasa

ANALISIS : PERTARUNGAN SUKHOI INDONESIA DALAM PITCH BLACK AUSTRALIA

ANALISIS-(IDB) : Hari-hari ini tepatnya tanggal 27 Juli 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012 sedang berlangsung latihan gabungan terbesar angkatan udara 6 negara di ruang udara Australia Utara tepatnya di Air Force Base Tindal dan Darwin.  Yang istimewa dalam latihan gabungan yang diberi kode Pitch Black 2012 ini adalah keikutsertaan Indonesia dengan mengirimkan 4 jet tempur kelas berat Sukhoi yang terdiri dari 2 unit SU27 SKM dan 2 unit SU30 MK2.  Selain Indonesia negara yang mengirim alutsista udaranya adalah tuan rumah Australia, AS, Singapura, Thailand dan Selandia Baru.  Total pesawat yang dilibatkan berjumlah 94 unit.  Begitu istimewanya Indonesia karena seluruh media Australia memberitakan kehadiran Sukhoi sebagai berita utama padahal negara lain seperti Singapura juga membawa jet tempur mutakhirnya F15 SG.
Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat.  Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18 Hornet AS dan F16 AB Thailand.   Meskipun sifatnya latihan gabungan namun dalam urusan “jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya tidak harus dikeluarkan seluruhnya.  Karena bisa dipastikan selalu ada upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18 Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri yang disegani negara-negara Barat.  Sekedar catatan Sukhoi India pernah mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada AS tahun 2008.  Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu  air lift, air to air combat, surface attack, deep interdiction, close air support, airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air transport. 
Biasanya tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter berbagai negara peserta.  Dari semua jenis latihan itu tentu “mata pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling mendebarkan sekaligus membanggakan.  Kemampuan teknologi radar sebuah jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam memperebutkan superioritas udara.  Tetapi dalam banyak event latihan gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir dijamming atau dikunci oleh pesawat “tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip dan mengamati latihan ini.
4 Sukhoi TNI AU dikawal 2 Hornet RAAF diatas Darwin
Seperti diketahui Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap.  Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.

Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh.  Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar.  Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di  Rusia  sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh. 
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan.  Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display).  Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.  Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.  Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot.  Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya pitch black ini.  Selain jet tempur Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C.  Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules.  Diantara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur.  Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat.  Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan.   Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping menjalani diplomasi militer tentunya.

ANALISIS : WASPADAI TAWARAN HIBAH F-16 AS TAHAP KEDUA


AIR F 16s USAF Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
F-16 Block 52 US
JKGR-(IDB) :Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur F-16 eks USAF dengan harga miring. Indonesia ditawarkan “hibah” 30 unit F-16 Blok 32++ / 52 dengan hanya membayar biaya retrofitnya. Ditambah dengan pesawat F-16 RI yang sudah ada, total F-16 yang akan dimiliki TNI sebanyak 40 unit atau 2 skuadron plus.
 
Tentu senanglah Indonesia mendengar kabar ini dan akhirnya menyetujui penawaran dari Amerika Serikat tersebut. Kini pesawat-pesawat itu sedang diretrofit di AS, untuk kemudian dikirim ke Indonesia.

Tidak itu saja, persenjataan F-16 juga akan dipercanggih dengan hadirnya rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile, AMRAAM.

Kehadiran F-16 ini adalah untuk mengganti F-5 tiger yang akan dipensiunkan pada tahun 2020 nanti. 

Pembelian F-16 eks USAF ini menarik, karena mulai mengubah arah pembelian alutsista Indonesia. Indonesia yang tadinya meninggalkan pembelian alutsista ke AS karena trauma diembargo, mulai masuk “pelukan” AS kembali. 

Apakah ini menguntungkan ?. Tergantung negara mana yang dianggap berpotensi sebagai ancaman oleh Indonesia. Jika Australia dan Malaysia, mungkin tidak banyak manfaatnya bahkan bisa dikatakan negatif.

Kedua negara tersebut memiliki F/A- 18 Hornet/ Super Hornet. Australia yang merupakan sekutu AS, akan tertawa lebar. Australia akan mudah memetakan kelemahan F-16 Indonesia dengan pasokan data dari AS. Lebih parah lagi Australia sedang memesan 72 jet tempur F-35 Lightning II.
Bisa jadi F-16 itu nantinya tidak dianggap ancaman oleh Australia, karena secara hitungan di atas kertas, bisa netralisir.

Belum lagi jika terjadi konflik antara Indonesia dan Australia. 

Kira kira negara mana yang akan didukung oleh AS ?. Australia merupakan Sekutu abadi AS dalam setiap peperangan dan juga sama-sama Anglo Saxon. Apakah Indonesia tidak kapok dan jera dengan embargo yang dilakukan AS ?. 

Dengan demikian apa keuntungan Indonesia yang mulai bergeser membeli pesawat dari AS ? 

f 16 52 Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
F-16 Block 52
Proyeksi Indonesia yang membangun kekuatan udara dengan berkiblat ke Rusia sebenarnya mulai disegani oleh negara lain. Sampai-sampai Australia bolak-balik mengajak TNI AU berlatih perang udara, demi mengetahui karakter pesawat SU 27 dan SU 30.
 
Jika pesawat tempur Indonesia berkiblat ke AS, tentu tidak akan bisa menyaingi Australia dari sisi jumlah pesawat, maupun kualitas. Bisa jadi hal yang sama terjadi dengan Malaysia.

Di sisi lain, Australia tidak mungkin membeli pesawat tempur dari Rusia, karena kedekatannya yang amat sangat dengan AS.

Kelemahan posisi politis Australia itulah yang seharusnya dieksplor oleh Indonesia untuk menjadi keuntungan bagi TNI AU. 

Sebelum adanya tawaran “hibah” F-16 dari AS, para petinggi TNI berencana memiliki SU-35 BM. Semoga proyeksi pembelian SU 35 BM tidak berubah karena tawaran “hibah” pesawat usang dari AS, sehingga Indonesia terancam berada dibalik ketiak Australia.

Ada satu hal yang mencengangkan dari latihan tempur Pitch Black 2012 di Australia. 

Selama ini militer dan pakar militer Australia terus memantau pesawat tempur sukhoi dengan berbagai variannya. hasilnya secara overall, mereka menilai F/A 18 Hornet dan Super Hornet Australia tidak bisa mengimbangi kemampuan Sukhoi dari seluruh varian yang ada. 

Untuk itu militer Australia mengatur agar pensiun F/A- 18 dipercepat, dengan alasan boros secara operasional. 

Para pakar militer Australia mencoba berpikir bagaimana meng-upgrade kemampuan F/A -18 sebelum datangnya 72 jet tempur F-35 Lightning II yang dipesan ke AS.

Hasilnya cukup menggembirakan buat RAAF (Royal Australian Air Force). Untuk pertarungan jarak jauh F/A- 18 Australia memenangkan peperangan karena dibantu AWACS dalam melacak posisi Sukhoi Indonesia. Namun dalam pertarungan jarak pendek/ dog fight, Sukhoi Indonesia mengungguli F/A 18 RI.


su aus2 Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
FA-18 Hornet Australia
Hal ini merupakan sukses tersendiri bagi F/A-18 Australia. Biarpun pesawat lawas, namun masih bisa memenangkan pertempuran jarak jauh dengan Sukhoi Indonesia. 
 
Apalagi dalam dunia modern saat ini, akan sulit dijumpai peperangan dog fight antar pesawat. Radar dan rudal pesawat sudah jauh lebih canggih. Pesawat mana yang lebih dahulu mendeteksi posisi lawan, kemungkinan besar menjadi pemenang.
 
Latihan ini juga menunjukkan perang adalah sebuah teater yang membutuhkan kerjasama dari unit-unit lain. F/A – 18 RAAF yang tua dibandingkan SU 27/30, menjadi bergigi karena dibantu AWACS. Pesawat AWACS RAAF membimbing pesawat tempur mereka dalam menemukan posisi Sukhoi Indonesia, sekaligus mencari titik lemahnya. 

Hal ini juga menunjukkan, radar Sukhoi Indonesia masih versi standar dan perlu di-upgrade dengan radar terbaru. Akibatnya pesawat Sukhoi kalah dalam Beyond-visual-Range (BVR).

su30pitcblack Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
Indonesia membeli pesawat sukhoi secara bertahap hingga sebentar lagi menjadi satu Skuadron. 

Senjata- senjata Sukhoi akan tiba di kuartal 4 tahun 2012, bersamaan dengan datangnya gelombang pembelian 6 Sukhoi dari Rusia. Akankah Indonesia membiarkan pesawat modern Sukhoi, bertempur sendiri-sendiri tanpa ada battale of management lewat AWACS ? 

Pesawat tempur handal seperti Sukhoi akan menunjukkan kesaktiannya jika digabungkan dengan pesawat AWACS. Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai pembimbing bagi misil untuk menembak sasaran di luar batas cakrawala (BVR), Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.

Saat ini Indonesia sedang memesan 9 pesawat C-295 dan TNI pun tertarik memesan C-295 versi AEW&C/ AWACS menggunakan budget 2014. Persoalannya adalah, apakah sistem komunikasi yang ada di pesawat Sukhoi Rusia bisa terhubung dengan C-295 Airbus Military ?. Jika ada tantangan, maka akan ada jawaban.

su 27 30 Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
Jika Indonesia percaya dengan kemampuan pesawat Sukhoi, maka bangunlah kemampuan Skuadron pesawat itu dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai, ganti haluan politik, maka berganti haluan alutsista pula. 

Kita masih ingat ketika haluan politik berubah dari Presiden Soekarno ke Soeharto, maka haluan alutsista juga berubah. 

Hasilnya….? Kita tidak mendapatkan apa-apa, selain muter-muter gak jelas. 

Negara ini membutuhkan visi yang jelas agar tidak tersesat.

Saturday, October 27, 2012

                        3 SYARAT UTAMA UNTUK PESAWAT BISA TERBANG

   BURUNG bisa terbang karena mempunyai daya angkat pada sayapnya dan juga mempunyai gaya dorongan dari kepakannya begitu juga dengan pesawat terbang.
   
1>  PESAWAT bisa terbang karena mempunyai daya angkat dari sayapnya yang berbentuk airfoil  :






mengapa bisa mempunyai daya angkat? 
karna bagian atas sayap lebih cembung daripada bagian bawah sehingga aliran udara
yang ada di bagian atas lebih cepat daripada bagian pada sayap bawah sehingga timbulah daya angkat.

2>  Dan menurut hukum bernouli:
     > apabila kecepatan bertambah maka tekanan statisnya berkurang 
     > begitu juga sebaliknya apabila kecepatan berkurang maka tekanan statisnya             
       bertambah.


3>  MEMPUNYAI MESIN untuk mendorong atau menarik PESAWAT.
     




                             


                          
                               



Friday, October 26, 2012


Empat Jet Sukhoi ke Ambalat



Foto:detik Foto

Shukoi TNI AU
19 Mei 2011, Tarakan (Batam Pos): Seringnya kapal-kapal angkatan laut Malaysia melanggar batas wilayah perairan Indonesia di Ambalat, membuat pemerintah RI kian waspada.

Bahkan, empat pesawat tempur milik TNI AU jenis Sukhoi dikerahkan untuk mengamankan wilayah Ambalat dan perbatasan utara Kalimantan Timur.

Empat jet tempur baru buatan Rusia itu, tiba di Bandara Kelas I Khusus Juwata Tarakan, sekitar pukul 10.20 Wita, Rabu (17/5) kemarin. Keempat pesawat tempur ini direncanakan akan melakukan operasi di perbatasan selama empat hari, mulai kemarin hingga Sabtu (21/5).

Selain empat pesawat tempur Sukhoi, dukungan operasi lainnya adalah satu unit pesawat angkut Hercules dan satu helikopter Puma untuk SAR.

Komandan Skadron Udara XI Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Letkol Pnb Tonny Haryono, membenarkan, kedatangan pesawat-pesawat tempur milik TNI AU ini dalam rangka melaksanakan operasi pengamanan pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan mengamankan wilayah alur laut kepulauan.

”Selain itu, kita juga melaksanakan profisiensi untuk mendukung pengoperasian sistem di Tarakan,” kata Tonny, kepada Radar Tarakan (Batam Pos Group) kemarin.

Kedatangan pesawat-pesawat tempur ini juga bagian dari operasi rutin yang dilakukan TNI AU. ”Tentunya semua sesuai perintah pimpinan. Kalau ada eskalasi (oleh pesawat Malaysia di perbatasan) di luar kewenangan kita. Pesawat Sukhoi apabila diperlukan dan diberi perintah untuk melaksanakan penindakan kami siap,” tegasnya.

Dijelaskannya, dalam operasi ini meski pihaknya membawa serta pesawat tempur Sukhoi, bukan berarti pihak TNI AU mencoba untuk menakut-nakuti Malaysia di perbatasan.

”Pelaksanaan operasi akan menyesuaikan perintah pimpinan. Kami (pilot Sukhoi) hanya unsur penindak, jika ada perintah atau penindakan kami siap,” tuturnya.

Sebelum mendarat di Tarakan kemarin, dirinya mengaku sudah memantau wilayah perbatasan Ambalat secara visual dari udara. ”Tadi hanya melaksanakan dan memantau secara visual saja, dan Alhamdulilah tidak ada masalah,” ungkap Tonny.

Pesawat Sukhoi ini mampu terbang sampai dengan 4,5 jam dengan ketinggian tertentu sesuai ancaman yang dihadapi. Empat pesawat Sukhoi yang menginap di Tarakan selama empat hari ini terdiri dari dua Sukhoi 30 yang diterima TNI AU tahun 2009 dan dua Sukhoi 27 SKM yang diterima bulan September 2010 lalu.

”Semuanya pesawat baru dan memiliki kelebihan yang baik. Avionic baru dan sudah standardisasi barat, mempunyai kemampuan air to ground gaet yang bisa diatur, termasuk radar yang bisa men-scanner target di atas permukaan laut,” jelasnya.

Lalu apakah Sukhoi akan melakukan patrol rutin selama empat hari di perbatasan? ”Tergantung perintah pimpinan, yang jelas TNI AU tidak akan memprovokasi, tapi kalau diprovokasi kita siap bertindak kalau komandan memerintahkan,” sebutnya.

Dijelaskannya, pulau Tarakan ini termasuk wilayah alur laut ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) dua. Di Indonesia, ada tiga pembagian ALKI. Mulai Selat Malaka sampai Selat Sunda masuk dalam wilayah ALKI 1, Selat Lombok, Selat Bali, sampai pulau Tarakan masuk dalam ALKI 2 dan ALKI 3 meliputi Indonesia Timur sekitar Flores.

Meski baru pertama kali mendarat di Tarakan, diakui Tony sebenarnya pesawat-pesawat Sukhoi ini pernah terbang di atas Pulau Tarakan saat melakukan operasi perbatasan. Namun memang tidak diketahui oleh masyarakat luas karena hanya bersifat patroli dan pesawat langsung kembali ke Makassar.

”Tahun lalu kita sudah pernah melintas di Tarakan, tapi tidak landing hanya patroli,” akunya.

Lanud Tarakan, termasuk salah satu pangkalan yang sangat strategis posisinya, terutama untuk melakukan operasi perbatasan akan sangat efektif. Dengan adanya pangkalan satu ini, TNI AU bisa menjangkau operasi ke mana saja. ”Kalau dari Makassar langsung ke Ambalat kan serba terbatas, apalagi kalau ada ancaman yang segera harus ditindak,” ujarnya.

Untuk diketahui, dari Makassar ke Tarakan waktu tempuh yang dibutuhkan pesawat Sukhoi ini adalah 1 jam 5 menit, dengan kecepatan sekitar 800 km perjam.

Sumber: Batam Pos

Ikhtisar


Prototipe T-50 dalam penerbangan
Walaupun sebagian besar informasi tentang PAK FA diklasifikasikan, sumber-sumber di dalam Angkatan Udara Rusia dan Departemen Pertahanan telah secara terbuka menyatakan bahwa ia akan menampilkan teknologi siluman dan memiliki kemampuan untuk supercruise, [12] dan memasukkan avionik canggih seperti elektronik Scanned Array Aktif (AESA) radar dan sistem kecerdasan buatan [56]. Hal ini harus dilengkapi dengan generasi berikutnya udara-ke-udara, udara-ke-permukaan, dan udara-ke-kapal rudal. [57]

Komposit digunakan secara ekstensif pada T-50 dan terdiri dari 25% dari berat dan hampir 70% dari permukaan luar [44]. Diperkirakan bahwa paduan titanium isi pesawat adalah 75%. Kepedulian Sukhoi untuk meminimalkan radar cross-section (RCS) dan tarik juga ditunjukkan dengan pemberian dua senjata utama tandem teluk di pesawat tengah, antara nacelles mesin. Setiap diperkirakan antara 4,9-5,1 m panjang. Teluk utama ditambah dengan melotot, segitiga-bagian teluk pada akar sayap. [58]

The Komsomolets Moskovsky melaporkan bahwa T-50 telah dirancang untuk menjadi lebih bermanuver dari F-22 Raptor, pada biaya sehingga kurang tersembunyi daripada F-22. [59] Salah satu elemen desain yang memiliki efek seperti itu adalah Vortex Pengontrol Leading Edge (LevCon).

PAK FA tidak memiliki siluman diamati sangat rendah dari F-22, tetapi menggunakan bahan komposit, konfigurasi aerodinamis, dan langkah-langkah pengurangan signature mesin untuk mencapai tingkat rendah radar, tanda tangan optik dan inframerah. [60]

[Sunting] Persenjataan
PAK FA memiliki beban maksimum dilaporkan senjata dari 7.500 kg [61]. Ini memiliki ketentuan yang jelas untuk meriam (kemungkinan besar GSH-301), dan mungkin bisa membawa dua meriam 30 mm. [28] The PAK FA memiliki dua internal yang bays diperkirakan mencapai 4,6-4,7 meter dengan 1-1,1 meter. [62] The persenjataan awal diharapkan termasuk Kh-35UE (AS-20 "Kayak"), Kh-38ME, Kh-58UShKE (AS-11 "keteraturan"), dan RVV-MD (AA-11 "Archer") rudal [63].

Dua Izdeliye 810 Super melampaui rudal jarak pandang per teluk senjata. Beberapa Izdeliye 180 / K77M melampaui rudal jarak pandang. K74 dan K30 dalam rudal jarak visual juga dapat dilakukan. [62] Dua KH38M atau KH58 USHK udara-ke-darat rudal per teluk senjata. Beberapa 250-500 bom presisi dipandu kg per senjata teluk, [62] dengan maksimal 10 bom di teluk internal [61]. Beban lain yang mungkin termasuk satu bom 1.500 kg per senjata teluk atau dua 400 km + jangkauan anti-AWACS senjata (seperti sebagai RVV-BD) pada cantelan eksternal [64]. [65]

PAK FA kepala desainer Alexander Davydenko telah mengatakan bahwa ada kemungkinan instalasi rudal supersonik BrahMos pada PAK FA dan turunan FGFA. Namun, tidak jelas bagaimana rudal akan dipasang, meskipun dapat satu atau dua rudal hanya karena beratnya dari BrahMos [66].

[Sunting] Avionics


NIIP ini AESA radar untuk PAK FA dipajang pada pameran dirgantara MAKS 2.009
SH121 kompleks radar PAK FA itu mencakup tiga X-band radar AESA terletak di bagian depan dan sisi pesawat. Ini akan disertai dengan L-band radar di tepi terkemuka sayap [67] [68] L-band radar yang terbukti telah meningkatkan efektivitas terhadap diamati sangat rendah, atau diam-diam, target yang dioptimalkan hanya terhadap X-band frekuensi., namun panjang gelombangnya lebih lama mengurangi resolusi mereka. Namun prototipe awal akan menggunakan warisan radar array pasif elektronik dipindai. [69] [verifikasi diperlukan] Menurut Sukhoi, radar akan mengurangi beban pilot dan menggunakan link data baru untuk berbagi informasi antara pesawat [70]. Tahun 2012 tanah tes dimulai pada pesawat ketiga dari Tikhomirov Scientific Research Institute of radar AESA Instrument Design. [71]

PAK FA akan menampilkan pencarian infra-merah dan melacak optik / IR pencarian dan sistem pelacakan, berdasarkan OLS-35M dari Su-35S. [Rujukan?]

[Sunting] Engine
Pada penerbangan pertama, PAK FA diharapkan untuk menggunakan sepasang konvensional 117S mesin Saturnus, namun mesin baru 117 (AL-41F1) bertenaga penerbangan pertama [72] Mesin baru memiliki sistem kontrol digital (FADEC)., dan dilaporkan mampu memproduksi £ 33.000 (147 kN) dorong di afterburner, memiliki bobot kering 1420 kilogram dan dorong untuk rasio berat 10.5:1 [73].

Menurut direktur Sukhoi Mikhail Pogosyan, 117 (AL-41F1) merupakan mesin generasi baru kelima dibangun khusus untuk PAK-FA. Pogosyan telah menjelaskan bahwa klaim penggunaan mesin yang lebih tua tidak benar. Meskipun spesifikasi mesin baru tetap diklasifikasikan, informasi yang diberikan sudah termasuk: dorong mesin meningkat sebesar 2,5 ton selama mesin-31 AL, penurunan berat badan mesin dengan 150 kilogram (330 lb). Perubahan ini memungkinkan pesawat untuk supercruise, mempertahankan kecepatan supersonik penerbangan tanpa menggunakan afterburner. [73] Mikhail Pogosyan lanjut disebutkan bahwa mesin (117) memenuhi persyaratan Angkatan Udara Rusia dan akan dipasang di produksi PAK-FA pesawat. [73]

Mesin menghasilkan dorongan yang lebih besar dan memiliki sistem otomatisasi yang kompleks, untuk memfasilitasi mode penerbangan seperti manuver. Diharapkan bahwa setiap mesin akan mampu mandiri atas dorongan vektor nya, ke bawah atau sisi ke sisi. Vectoring satu mesin dengan yang lain ke bawah dapat menghasilkan kekuatan memutar, yang akan memungkinkan PAK FA menjadi tempur generasi pertama kelima dengan penuh 3-D thrust vectoring sepanjang ketiga sumbu pesawat: pitch, yaw dan roll. Mesin ini akan menggabungkan inframerah dan langkah-langkah pengurangan RCS [74]. [75]

[Sunting] sejarah Operasional

[Sunting] Pengujian
Video penerbangan pertama menunjukkan bahwa PAK FA tidak memiliki kemudi konvensional, ekor vertikal sepenuhnya bergerak [76] ini desain tail fin khusus secara mekanis mirip dengan V-ekor yang digunakan oleh Northrop YF-23 pada 1990, [77] tetapi. dilengkapi dengan stabilators horisontal khusus (seperti pada F-22). T-50 memiliki sayap terdepan perangkat di atas intake mesin jet yang dapat menimbulkan tantangan untuk kontrol tanda tangan [78].

Pada tahun 2013 pesawat pertama akan dikirimkan untuk percobaan negara. [79] Pada Juni 2012, pembangunan fasilitas pengujian modern dan landasan pacu baru untuk mengakomodasi fase berikutnya dari program PAK-FA sedang berlangsung di Pusat Penerbangan Negara Uji 929 di Akhtubinsk [80]. [81]

[Sunting] Ekspor
Rusia dikatakan tertarik dalam menawarkan PAK-FA untuk jet tempur berikutnya Korea Selatan generasi [82]. Korea Selatan agen pengadaan pertahanan menegaskan bahwa Sukhoi PAK-FA adalah seorang calon untuk Republik generasi tempur Korea Air Force ( FX Tahap 3) pesawat udara;. [83] Namun, Sukhoi gagal masuk kompetisi penawaran dengan batas waktu 2012 Januari [84]

Pusat Rusia untuk Analisis Perdagangan Dunia lengan memprediksi bahwa PAK FA akan tersedia untuk ekspor pada tahun 2025. [85], meskipun ini "ekspor versi" bisa merujuk kepada Sukhoi / HAL FGFA [86]., Yang FGFA menjadi "main ekspor versi "dari dasar T-50 platform. [87]

Ruslan Pukhov, direktur Pusat Analisis Strategi dan Teknologi, telah memproyeksikan bahwa Vietnam akan menjadi pelanggan ekspor kedua untuk pesawat tempur. [88]

Pada 2012, Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov mengatakan bahwa Rusia dan India bersama-sama akan membangun versi ekspor T-50 dimulai pada 2020. [89]


US Navy Airpower   
    
Click on any picture for a larger image.
Navy Airpower 
Strike Fighter Wing Atlantic
Based out of NAS Oceania  
The F14 Tomcat
Has a crew of two, Pilot and RIO.
   
Pair of F-14's in a high speed pass.
               
 
F14 taxis in
     
F14's break 

                 




F14 Head on high speed pass .                                                                                          F14 on main taxi way
 
F14 from the "Grim Reapers" Squadron  
  
F14 Low speed pass hook down.
 
Nose on view of the F14. Wings closed it's about 33 ft wide
  
  
F-14 on final   
     Tomcat full afterburners

  

 
The F14 is receiving an avionics upgrade to extend it life with the US Navy for a few more years. The F18-F model will eventually replace the F14.

FA-18 Hornet
The F-18 has a crew of one. Originally developed by McDonnell Douglas the F18 was developed for the US Navy.  Flown by the US Navy and the US Marine Corps it severs the Untied States as a carrier based multi role aircraft. It's capable of carrying up to 15,500 lbs (7,031 kg) of bombs, rockets and missiles in various configurations. It's also armed with a 20 mm cannon. 
  
Two pairs of F18's break during a demonstation.

 
  

  
Here an F18 and F14 Make a pass. The F18 is almost 50% smaller than the F14.
  
The Hornets "V" tail makes it easy to identify.
This US Marine New Jersey squadron F-18 makes a gear down hook down pass.
Marine F-18 coming in to land.
US Marine F-18 braking after touchdown.


Strike Fighter Wing Atlantic
  
  
 
Strike Fighter Wing Atlantic gives an awesome display of Navy capability

P-3 Orion
  
Developed by Lockheed Martin as a maritime patrol aircraft.  This land based aircraft has been flown for many years. 
  
The P-3 is capable of carrying up to 20,000 lb (9,071 kg) of ordnance.
It has an internal bomb bay and can carry AIM-9 Sidewinders, Harpoon anti-ship missiles, depth charges, torpedoes or mines.  
     


S3 Viking
The Viking is carrier based and servers many rolls. It can be used for electronic warfare, aerial refueling, and is capable of carrying Harpoon anti-ship missiles. To save valuable deck space it's wings fold up just past the hard points. It's crew normally consists of 2 pilots and 2 system operators.



China and Indonesia continue 2nd military drill



       China dan Indonesia terus bor militer kedua mereka bersama di Jinan, ibukota China timur Provinsi Shandong.
Pada hari Minggu, perwira dan prajurit terlatih formasi taktis dan kemampuan keterlibatan koperasi. Menjelang pelatihan, tim mengadakan diskusi tentang anti-terorisme operasi, pengelompokan dan tindakan taktis. Kode-bernama "Knife Sharp - 2012", bor menyatukan Pasukan Khusus dari Rakyat China Tentara Pembebasan Tentara Nasional Indonesia dan.
Tim bekerja pada latihan peluru tajam, terjun payung, dan memblokade dan taktik kejang. Sebuah sistem tempur-simulasi juga digunakan untuk meniru situasi kehidupan nyata dan konfrontasi. Tema untuk latihan militer tahun ini adalah "Serikat untuk memerangi terorisme" dan akan berlangsung 15 hari


Bandingkan Kekuatan Militer RI – Malaysia

Hubungan negeri serumpun antara Indonesia dengan Malaysia kian memanas. Hal itu tersulut oleh ulah Malaysia yang menangkap 3 petugas DKP Kepri di Tanjung Berakit wilayah resmi Indonesia.

ini adalah Perbandingan Persenjataan antara Indonesia vs Malaysia

Alutsista Jenis Tank
Indonesia hanya memiliki 350 unit kalah dari Singapura 450 unit meski luas wilayah Indonesia hampir 3.000 kali lebih besar dari Singapura.

Di Asia Tenggara, jumlah tank yang dimiliki TNI AD hanya berada di posisi keempat setelah Vietnam 1.935 unit, Thailand 848 unit, Singapura 450 unit, dan Indonesia 350 unit.

Untuk Malaysia tidak disebutkan jumlah kepemilikan tank, namun yang jelas di bawah Indonesia. Untuk kemampuan dukung tank terhadap personel AD-nya, Singapura masih teratas sedangkan Indonesia di posisi keenam.
Kekuataan Artileri

TNI AD jauh lebih banyak dari Singapura dengan jumlah mencapai 1.060 unit artileri yang digolongkan menjadi dua kategori jenis T dan Mortir. Keunggulan artileri Singapura adalah karena terdiri dari berbagai ragam artileri.

Di Asia Pasifik, dengan jumlah artileri sebanyak itu Indonesia hanya di posisi ke-13. Di negara Asia Tenggara, Indonesia di urutan ketiga setelah Vietnam (3.040 artileri) dan Thailand 2.473 artileri.

Dengan demikian kemampuan dan jumlah artileri yang dimiliki Malaysia berada di bawah ketiga negara ini.
Kapal Selam

Di Asia Tenggara hanya ada tiga negara yang memiliki kapal selam yaitu Indonesia (2 unit SSK), Singapura (3 unit SSK), dan Vietnam (2 unit SSI). Malaysia tidak disebutkan memiliki kapal selam.

SSK adalah kapal yang dimiliki Indonesia dan Singapura yang dapat dikategorikan tactical submarine berjenis SSK (patrol submarine) dilengkapi anti submarine warfare (ASW). Sementara SSI adalah kapal selam tenaga diesel.
Kapal Perang

Untuk kapal perang jenis PSC, di Asia Tenggara Indonesia teratas dengan jumlah PSC 29 unit disusul Thailand, Vietnam dengan 11 PSC, Malaysia 11 unit PSC, dan Singapura 6 unit PSC.

Untuk kapal perang jenis PCC, Malaysia berada di peringkat atas dengan 185 unit disusul Thailand 110 unit sementara Indonesia hanya 23 unit yang terdiri dari 11 buah bertipe kapal patroli biasa dilengkapi senjata kaliber 20 mm, 4 unit lainnya diklasifikasikan dalam kapal patroli cepat dilengkapi SSM, 4 unit kapal patroli dilengkapi torpedo anti-submarine, dan sisanya 4 unit kapal patroli biasa.
Pesawat Tempur

Secara umum untuk total pesawat tempur TNI-AU berjumlah 247 unit, RSAF (Angkatan Udara) Singapura 153 unit. Meski lebih banyak namun 53 persen pesawat tempur TNI-AU itu dikategorikan fighter dibandingkan milik Singapura. Di Asia Tenggara, Indonesia terbanyak dimana posisi kedua Vietnam 204 unit pesawat fighter dan Thailand (posisi keempat) 87 unit pesawat.

Malaysia tidak disebutkan namun yang jelas di bawah dari keempat negara yang disebutkan di atas. Jenis pesawat fighter TNI-AU terdiri atas F-5, F-16, Sukhoi, Su-30, dan 2 unit Su-27, F-5, dan berbagai jenis lainnya.
Helikopter

Untuk helikopter yang dimiliki TNI-AU hanya 38 unit terdiri atas dua jenis Assault dan Transport (tipe NAS-332L Super Puma serta NAS-330 Puma). Di Asia Tenggara, jumlah terbanyak helikopter dimiliki Singapura 110 unit, lalu AU Filipina 80 unit. Indonesia berada di peringkat ketujuh dari 10 negara Asia Tenggara. Malaysia tidak disebutkan apakah dibawah Indonesia atau diatasnya.

10 Alasan Kita Harus Kasihan Kepada Malaysia

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membakar kemarahan anda terhadap Malaysia. Sebaliknya, kita mungkin sedikit perlu berempati kepada tetangga kita itu yang nyaris tidak punya identitas.

Peace, dan cobalah kita berjiwa besar karena kita adalah bangsa besar, jauh lebih besar dan dahsyat dari Malaysia atau negara-negara kecil lain di dunia. Silakan anda baca tulisan di bawah.

1. Kemerdekaan Malaysia diberi oleh Inggris
Indonesia lahir dan jadi bangsa terbesar di dunia dengan cara yang heroik, mengusir bangsa-bangsa imperialis terbesar dunia, Belanda, Inggris, Jepang. Sukarno, Hatta, Jenderal Sudirman, Bung Tomo, sejarah Indonesia penuh dengan pahlawan-pahlawan besar. Malaysia merdeka dikasih Inggris.

Baca kutipan dari Majalah Time di tahun 1957 tentang kemerdekaan Malaysia :

“The Malayans .. though the curiously un-enthusiastic calm with which they received their independence was attributed by British residents to the fact that it was ‘handed to them on a platter.’”
Warga Malaysia tidak antusias karena kemerdekaannya seperti diberi oleh kerajaan Inggris.
Time Magazine, “Malaya, A New Nation”.

2. Pusat budaya Melayu adalah Sumatra, Bukan Malaysia.
Melayu awalnya berpusat di Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan Palembang. Dasar kebudayaan Malaysia cuma Melayu itupun kalah sama Sumatra. Lagu-lagu, tarian, dan karya sastra Melayu di Sumatra jauh lebih kaya. Dan kebudayaan Melayu hanyalah salahsatu dari ribuan budaya Indonesia yang sangat unggul dan kaya. Makanya Malaysia suka meng-copy-paste kebudayaan lainnya termasuk Indonesia, China, dan India.

3. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Vs Malaysia
Lagu kebangsaan Indonesia adalah salahsatu lagu kebangsaan paling heroik di dunia, dan selalu dinyanyikan bangsa Indonesia dengan penuh rasa kebanggaan. Lagu kebangsaan Malaysia, ternyata cuma hasil jiplakan lagu orang.

4. Ekonomi Indonesia akan jadi jauh lebih besar dari Malaysia
Juni 2009 kemarin Morgan Stanley menyatakan Indonesia akan menjadi The Next BRIC, Brazil, Rusia, India, China, dan Indonesia, dan mempunyai potensi menjadi salahsatu ekonomi terkuat di dunia. Indonesia diundang secara khusus di pertemuan eksklusif negara-negara industrial G-8, dan menjadi anggota dari G-20. Malaysia tidak pernah diundang (Singapura aja ngga diundang!).

5. Ketergantungan Malaysia Pada Indonesia.
Ekonomi Malaysia tergantung dengan Indonesia. Walaupun TKI cuma kuli kasar, ekonomi Malaysia akan langsung kolaps kalau tidak ada mereka.

6. Malaysia, Bosan! (Bukan ”Malaysia, Bisa!”).
Malaysia adalah negara paling membosankan di dunia. Tidak banyak hal-hal menarik pernah terjadi di Malaysia. Berita paling seru di Malaysia adalah kasus sodomi Anwar Ibrahim.

7. Malaysia Super Corridor
Malaysia pernah bikin jaringan internet canggih Malaysia Multimedia Super Corridor yang sangat mereka banggakan. Indonesia punya Onno Purbo, dan Onno Purbo diundang jadi pembicara di CERN, European Organization for Nuclear Research, tempat kelahiran WWW di dunia.

8. Dominasi Lagu Indonesia di Malaysia
Lagu-lagu Indonesia mendominasi Malaysia, sampai-sampai para penyanyi dan produser lagu Malaysia yang keteteran, ”Persatuan karyawan industri musik Malaysia” (Karyawan), meminta Kementrian Komunikasi Malaysia segera membatasi pemutaran lagu-lagu Indonesia. Lagu-lagu Malaysia sendiri benar-benar menyedihkan dan tidak bermanfaat bagi umat manusia.

”Penyanyi rock terkenal Malaysia Amy Search mengatakan kepada pers, jika jam 10 malam ke atas Malaysia sudah seperti Jakarta karena semua radio menyiarkan lagu-lagu Indonesia hingga dinihari”.
Laporan AntaraNews September 2008, Lagu Indonesia Bakal Dibatasi di Radio Malaysia.

9. Malaysia Belum bisa Demokrasi.
Malaysia masih negara otoriter, tokoh seperti Anwar Ibrahim saja dituduh sodomi secara resmi oleh pemerintahnya sendiri. Dan sebaliknya adalah sebuah keajaiban besar, bahwa sebuah bangsa yang sebesar dan sekompleks Indonesia, justru sudah mampu membangun sistem demokrasi yang baik dan damai.

10. Malaysia Truly Buaya.
Turis Malaysia datang ke Indonesia dan menikmati keindahan alam Indonesia. Turis Indonesia datang ke Malaysia karena ketipu. (Masak orang Indonesia jalan-jalan ke Malaysia mau lihat reog sama tari Pendet?!).

Dan untuk apa kesana cuma mau lihat Menara Petronas? Mending lebih seru ke Singapura atau Dubai sekalian, atau ke Bandung makan batagor.

Sekali lagi, Peace. Manfaatkan semangat dan emosi besar anda untuk membangkitkan Indonesia!

Teknologi Roket Indonesia yang mulai di kuatirkan oleh negara Tetangga

rx4201Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ….! Inilah musuh yang sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.
Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang belakangan ini suka menganggap remeh Indonesia.
Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun “cuma” Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun.
Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member “Asian Satellite Club” bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran.
roket-rx-2500Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat.
CN 235 Versi Militer
Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama paham bahwa insinyur-insinyur Indonesia tidak bisa diremehkan begitu saja. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah.
Kalau para ekonom Indonesia yang Pro World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak (“cuma” Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya.
Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: “Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah”. Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.
Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz. Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak bisa bayar cash.